Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dikatakan dewasa. Kenakalan remaja merupakan tindakan remaja yang bersifat antisosial, melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Pada
dasarnya, kenakalan remaja merujuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak
sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakatnya. Kartini Kartono
mengatakan bahwa remaja yang nakal bisa disebut juga sebagai anak cacat sosial.
Perilaku mereka disebabkan pengaruh sosial yang ada di tengah masyarakat,
sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan
disebut “kenakalan”.
Definisi
kenakalan remaja menurut para ahli:
1. Kartono,
ilmuwan sosiologi
Kenakalan remaja atau
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patoligis pada remaja yang disebabkan oleh
satu bentuk pengabaian sosial.
2. Santrock
Kenakalan remaja
merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak diterima secara
sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
Singgih D. Gumarso (1988 : 19),
mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang
berkaitan dengan norma-norma hukum, yaitu:
1.
Kenakalan yang bersifat amoral dan
sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit
digolongkan sebagai pelanggaran hukum.
2. Kenakalan
yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang
dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan
orang dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati (1985) membagi kenakalan remaja ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
1. Kenakalan
biasa, seperti suka bekelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari
rumah tanpa pamit.
2. Kenakalan
yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan, seperti mengendarai mobil tanpa
SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan
narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan, dll.
Perilaku kenakalan remaja disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal.
1.
Faktor Internal
a. Reaksi
Frustasi Diri
Semakin pesatnya usaha
pembangunan, modernisasi yang berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak
mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan sosial.
b. Gangguan
Berpikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja
Berpikir mutlak perlu
bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan
lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan
permasalahan hidup sehari-hari.
c. Gangguan
Perasaan Pada Anak Remaja
Perasaan memberikan
nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan
serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan,
keinginan, dan kebutuhan manusia.
d. Kontrol
Diri yang Lemah
Remaja yang tidak bisa
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima
akan terseret pada perilaku yang tidak baik atau nakal.
2.
Faktor Eksternal
a. Keluarga
Keluarga memegang peranan penting
dalam pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya. Mayoritas remaja
yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal
dari keluarga yang berantakan kurang harmonis.
b. Lingkungan
Kampus yang Tidak Menguntungkan
Di lingkungan kampus
banyak mahasiswa yang berbeda-beda sifat dan karakternya. Banyak mahasiswa yang
berkumpul berkelompok. Tidak sedikit kelompok-kelompok mahasiswa tersebut yang
pergaulannya negatif. Hal ini dapat mempengaruhi remaja / mahasiswa-mahasiswa
yang positif tersebut menjadi negatif akibat pergaulan yang salah.
c. Media
ElekktronikMedia-media elektronik
ikut berperan dalam pembentukan remaja. Media-media elektronik dapat merusak
mental remaja, padahal mayoritas ibu-ibu yang sibuk menyuruh anaknya menonton
televisi sebagai upaya menghindari tuntutan anak yang tidak ada habisnya.
Anak-anak yang menonton film-film kekerasan lebih terlibat dalam tindak
kekerasan ketika remaja dibandingkan teman-temannya yang jarang menonton film
sejenis. Film yang ditonton oleh remaja akan terekam pada memori otaknya
sehingga pemikiran mereka terpengaruhi oleh film yang mereka tonton.
d. Pengaruh
Pergaulan
Di usia remaja, anak
mulai meluaskan pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya. Para remaja
harus selektif dalam bergaul. Mereka harus bisa memilih teman yang baik dan
teman yang tidak baik. Pergaulan yang positif akan memberikan dampak yang
positif bagi remaja. Sebaliknya, pergaulan yang negatif dapat mengakibatkan
dampak yang buruk baik remaja.
e. Uang
sakuPemberian uang saku
sebaiknya diberikan dengan dasar kebijaksanaan. Jangan belebihan. Uang saku
yang diberikan berlebihan akan menimbulkan masalah, yaitu:
1) Boros
2) Tidak
menghargai uang
3) Malas
belajar, karena berpikir bahwa tanpa kepandaian pun bisa dapat uang dengan
mudah
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah
sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat
bergaul dengan antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat
umum, para remaja saling merangkul mesra tanpa mempedulikan masyarakat di
sekitarnya. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa mudanya. Pacar, bagi
mereka merupakan bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja
kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pada masa pacaran, banyak
remaja yang terjerumus dengan hubungan seks di luar nikah.
Mengatasi Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja
biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses
perkembangan jiwanya, baik pada masa remaja maupun pada masa kanak-kanaknya.
Secara sosiologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang
tidak dapat terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para
pelakunya.
Mengatasi
kenakalan remaja berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu.
Emosi dan perasaan mereka rusak kerena mereka merasa ditolak oleh keluarga
orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses
perkembangan jiwa remaja tersebut. Memberikan
lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak
dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Pendidikan
karakter bagi remaja sedang giat-giatnya digalakkan di negeri ini, mengingat
kenakalan remaja yang dirasa sudah terlampau parah.
Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan
mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan.
2. Adanya
motivasi dari keluarga, guru/dosen, teman sebaya untuk membimbing.
3. Kemauan
orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja
harus pandai dalam memilih teman. Pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan
yang baik dan akan menjerumuskan ke hal yang negatif.
5. Harus
membentuk ketahanan diri supaya tidak mudah terpengaruh.
Dalam hal uang saku,
orang tua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang
hanya dapat diperoleh dengan usaha kerja keras dan keringat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar