Selasa, 26 Februari 2013

Kenakalan Remaja

          Masa yang paling bergolak dalam kehidupan manusia adalah masa remaja. Masa ini berlangsung dari usia sekitar 12 tahun sampai 18-20 tahun (yaitu usia sekolah menengah), dimana seorang anak mulai mengalami transformasi diri dari anak-anak menjadi menusia dewasa. Masa ini juga menjadi masa ketika remaja belajar dan berkembang dalam mengenali diri dan lingkungan sekitarnya. Masa remaja adalah masa penuh warna dan dinamika, disertai rangkaian gejolak emosional yang menghiasi perjalanan seorang manusia yang hendak bertumbuh dewasa. Bagi remaja, di masa inilah mereka mulai mengenal lingkungan luar. Pada masa remajalah seorang manusia mulai membangun jati diri, memiliki kehendak bebas, memegang teguh prinsip, dan mengembangkan kapasitasnya. Di masa ini pula, remaja rentan terhadap pengaruh dari pergaulan dengan teman-temannya. Karena keingintahuan dan kehendak bebas (freewill) yang mereka miliki serta dorongan pergaulan yang semakin dinamis, menyebabkan remaja cenderung mudah mengikuti pengaruh lingkungan sekitarnya. Jika lingkungan tempat mereka bergaul itu positif, maka mereka akan semakin berkembang ke arah yang positif. Sebaliknya, jika mereka terjerumus dalam lingkungan pergaulan yang negatif, maka remaja juga akan terdorong untuk melakukan hal-hal yang negatif. Tetapi, kehidupan remaja saat ini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Indonesia ini. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Oleh karena itu, kenakalan remaja yang banyak terjadi saat ini harus segera dihilangkan.
          Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dikatakan dewasa. Kenakalan remaja merupakan tindakan remaja yang bersifat antisosial, melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Pada dasarnya, kenakalan remaja merujuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakatnya. Kartini Kartono mengatakan bahwa remaja yang nakal bisa disebut juga sebagai anak cacat sosial. Perilaku mereka disebabkan pengaruh sosial yang ada di tengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli:
1.      Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patoligis pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
2.      Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum, yaitu:
                 1.      Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum.
                  2.     Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.

Menurut bentuknya, Sunarwiyati (1985) membagi kenakalan remaja ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
1.      Kenakalan biasa, seperti suka bekelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit.
2.      Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan, seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
3.       Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan, dll.

Perilaku kenakalan remaja disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
                     1.      Faktor Internal
a.       Reaksi Frustasi Diri
Semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan sosial.
b.      Gangguan Berpikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja
Berpikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari.
c.       Gangguan Perasaan Pada Anak Remaja
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan, dan kebutuhan manusia.
d.      Kontrol Diri yang Lemah
Remaja yang tidak bisa membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku yang tidak baik atau nakal.

                     2.      Faktor Eksternal
a.       Keluarga
   Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya. Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal dari keluarga yang berantakan kurang harmonis.
b.       Lingkungan Kampus yang Tidak Menguntungkan
      Di lingkungan kampus banyak mahasiswa yang berbeda-beda sifat dan karakternya. Banyak mahasiswa yang berkumpul berkelompok. Tidak sedikit kelompok-kelompok mahasiswa tersebut yang pergaulannya negatif. Hal ini dapat mempengaruhi remaja / mahasiswa-mahasiswa yang positif tersebut menjadi negatif akibat pergaulan yang salah.
c.      Media ElekktronikMedia-media elektronik ikut berperan dalam pembentukan remaja. Media-media elektronik dapat merusak mental remaja, padahal mayoritas ibu-ibu yang sibuk menyuruh anaknya menonton televisi sebagai upaya menghindari tuntutan anak yang tidak ada habisnya. Anak-anak yang menonton film-film kekerasan lebih terlibat dalam tindak kekerasan ketika remaja dibandingkan teman-temannya yang jarang menonton film sejenis. Film yang ditonton oleh remaja akan terekam pada memori otaknya sehingga pemikiran mereka terpengaruhi oleh film yang mereka tonton.
d.       Pengaruh Pergaulan
    Di usia remaja, anak mulai meluaskan pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya. Para remaja harus selektif dalam bergaul. Mereka harus bisa memilih teman yang baik dan teman yang tidak baik. Pergaulan yang positif akan memberikan dampak yang positif bagi remaja. Sebaliknya, pergaulan yang negatif dapat mengakibatkan dampak yang buruk baik remaja.
e.       Uang sakuPemberian uang saku sebaiknya diberikan dengan dasar kebijaksanaan. Jangan belebihan. Uang saku yang diberikan berlebihan akan menimbulkan masalah, yaitu:
1)      Boros
2)      Tidak menghargai uang
3)      Malas belajar, karena berpikir bahwa tanpa kepandaian pun bisa dapat uang dengan mudah


Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul dengan antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling merangkul mesra tanpa mempedulikan masyarakat di sekitarnya. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa mudanya. Pacar, bagi mereka merupakan bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pada masa pacaran, banyak remaja yang terjerumus dengan hubungan seks di luar nikah.

Mengatasi Kenakalan Remaja
     Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada masa remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Secara sosiologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak dapat terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. 
        Mengatasi kenakalan remaja berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak kerena mereka merasa ditolak oleh keluarga orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.  Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Pendidikan karakter bagi remaja sedang giat-giatnya digalakkan di negeri ini, mengingat kenakalan remaja yang dirasa sudah terlampau parah.


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja antara lain:
1.      Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
2.      Adanya motivasi dari keluarga, guru/dosen, teman sebaya untuk membimbing.
3.      Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4.      Remaja harus pandai dalam memilih teman. Pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik dan akan menjerumuskan ke hal yang negatif.
5.      Harus membentuk ketahanan diri supaya tidak mudah terpengaruh.
Dalam hal uang saku, orang tua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan usaha kerja keras dan keringat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar